MenurutGoenawan Mohamad, dalam puisi macam ini, makna kalimat demi kalimat terkadang tak sepenuhnya kita pahami. Akan tetapi, keutuhan suasananya, total merasuk ke dalam diri kita, langsung dan sekaligus (dalam Hoerip, 1982: 164). Baik sajak "Senja di Pelabuhan Kecil" karya Chairil Anwar, maupun sajak yang ditulis penyair sebelumnya Jakarta - Pada 26 Juli 1928, penyair legendaris Chairil Anwar lahir. Ia aktif dalam menyebarkan karya puisinya di masa pembentukan Indonesia merdeka sejak tahun 1942 sampai 1949. Dan tahun ini, seabad atau 100 tahun Chairil Anwar diperingati di dunia sastra, puisi-puisinya terbilang popular dan masih sering dibacakan oleh banyak kalangan. Disebutkan dalam laman Chairil Anwar telah menyumbang karya tulisan sebanyak 75 puisi, tujuh prosa, dan tiga koleksi puisi. Beliau juga menerjemahkan 10 puisi dan empat prosa. Sedangkan dalam laman menyebutkan hampir semua puisi yang ia tulis merujuk pada puisi-puisinya, Chairil Anwar mampu memberikan semangat baru pada perubahan sajak sastra di budaya Indonesia. Keunikan dan pengetahuannya membuat puisi-puisinya semakin tajam ketika didengar. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa puisi terkenal yang pernah diciptakan oleh Chairil AnwarPuisi Karya Chairil Anwar NisanPuisi berjudul nisan merupakan karya termudanya di tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. Umumnya istilah nisan merujuk pada batu yang ditanam di atas kuburan. Namun berbeda dengan apa yang disebutkan dalam laman Nisan dalam puisi Chairil ialah persembahan bagi neneknya. Berikut puisi lengkapnyaBukan kematian benar menusuk kalbuKeridhaanmu menerima segala tibaTak kutahu setinggi itu di atas debuDan duka maha tuan tak bertahtaAkuMengutip Chairil Anwar, Hasil Karya dan Pengabdiannya 2009 karya Sri Sutjianingsih, puisi ini memperlihatkan fenomena hidup individualisme yang dijalankan oleh Chairil Anwar. Berikut lengkapnyaKalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagiKarawang Bekasi Dalam jurnal berjudul Nasionalisme dalam Sajak Chairil Anwar, puisi berjudul Karawang Bekasi merupakan gambaran dari situasi dan kondisi di front Karawang-Bekasi pada masa revolusi fisik 1945-1949. Tepatnya untuk mempertahankan pertahanan dari Nederlands Indies Civil Affair Officier NICA. Berikut lengkapnyaKami yang kini terbaring antara Krawang-BekasiTidak bisa teriak Merdeka’ dan angkat senjata lagiTapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kamiTerbayang kami maju dan mendegap hati?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi kenanglah sudah coba apa yang kami bisatapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan ati 4-5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanTapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan, atau tidak untuk apa-apaKami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkataKaulah sekarang yang bicara padamu dalam hening di malam sepiJika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKenang, kenang lah kamiTeruskan, teruskan jiwa kamiMenjaga Bung KarnoMenjaga Bung HattaMenjaga Bung SjahrirKami sekarang mayatBerikan kami artiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianKenang, kenang lah kamiyang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Krawang-BekasiKepada Peminta-MintaBerdasarkan jurnal karya puisi ini ditulis oleh Chairil pada bulan Juni tahun 1943. Puisi ini menonjolkan sikap kritis Chairil dalam menggambarkan kondisi seseungguhnya kehidupan rakyat miskin atau kaum melarat pada pembaca. Mulai dari sikap ekspresionisme sampai sikap sosialnya dari apa yang terjadi. Berikut puisi lengkapnyaBaik, baik aku akan menghadap DiaMenyerahkan diri dan segala dosaTapi jangan tentang lagi akuNanti darahku jadi lagi kau berceritaIklan Sudah tercacar semua di mukaNanah meleleh dari lukaSambil berjalan kau usap tiap kau melangkahMengeerang tiap kau memandangMenetes dari suasana kau datangSembarang kau dalam mimpikuMenghempas aku di bumi kerasDi bibirku terasa pedasMengaum di baik aku akan menghadap DiaMenyerahkan diri dari segala dosaTapi jangan tentang lagi akuNanti darahku jadi jurnal berjudul Pemahaman Semiotika Sajak Doa Karya Chairil Anwar, mengandung makna mengenai hubungan seorang insan dengan Tuhannya. Sajak ini terbilang bertentangan dengan diri CHairil sebagai "Ahasveros" atau bersikap individualis dan eksistensialis. Berikut puisi lengkapnyaKepada pemeluk teguhTuhankuDalam termanguAku masih menyebut namamuBiar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruhCahaya Mu panas suciTinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhankuAku hilang bentuk remukTuhankuAku mengembara di negeri asingTuhankuDi pintu Mu aku bisa mengetukAku tidak bisa berpalingPersetujuan Dengan Bung KarnoSelanjutnya puisi yang dibuat oleh Chairil untuk Soekarno pada masa kemerdekaan. Isinya menjelaskan kobatan untuk melepaskan penjajahan dan membentuk Indonesia yang baru. Berikut lengkapnyaAyo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janjiAku sudah cukup lama dengan bicara muDipanggang di atas api muDigarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agustus 1945Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimuAku sekarang api, Aku sekarang lautBung Karno! Kau dan aku satu zat satu uratDi zat mu, di zat ku kapal-kapal kita berlayarDi urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuhSenja di Pelabuhan KecilMenurut jurnal berjudul Analisis Struktur Barin Puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” Karya Chairil Anwar, menjelaskan bahwa puisi ini menggambarkan kondisi dari kesedihan, ratapan, dan duka. Pesan yang disampaikan ialah kegagalan sebuat cinta bukan akhir dan segalanya dan hal tersebut dapat kita dapatkan kembali dari pelabuhan yang lebih luas. Berikut lengkapnyaIni kali tidak ada yang mencari cintadiantara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpautGerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekapFATHUR RACHMAN Baca 100 Tahun Chairil Anwar, Sang Penyair Sempat Dituduh Lakukan Plagiat Puisi Karawang BekasiIkuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. Puisi Senja di Pelabuhan Kecil merupakan salah satu karya Chairil Anwar yang sangat terkenal. Berikut ini puisinya: SENJA DI PELABUHAN KECIL (Chairil Anwar,1946) Buat Sri Aryati Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang-gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada yang berlaut,

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ini kali tidak ada yang mencari cintadiantara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba diujung dan sekalian selamat jalandari pantai ketempat, sedu penghasilan bisa terdekap Pada puisi karya Chairil Anwar yang berjudul Senja di Pelabuahan Kecil menceritakan tentang cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Kemudian pengarang menuliskan sebuah gedung, rumah tua, cerita tiang dan temali, kapal, dan perahu dalam puisi tersebut dimana benda-benda tersebut mengungkapkan perasaan sedih dan sepi . Yang dimana benda-benda tersebut mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Yang dimana benda-benda tersebut tertulis dalam bait pertama. Pada bait kedua, pengarang memfokuskan pada latar suasana tidak membahas benda-benda lagi seperti pada kalimat "Dipelabuhan itu turun gerimis yang mempercepat kelammenambah kesedihan yang dialami pengarang dan ada "kelapa elang" yang menyinggung muram"membuat hati pengarang menjadi lebih muram, dan hari-hari seakan lagi berenang . suasana dipantai membuat pengarang dipenuhi harapan untuk terhibur, ternyata suasana pantai itu kemudian berubah, harapan untuk mendapatkan itu menjadi musnah, sebab pengarang menuliskan kalimat "kini tanah, air, tidur hilang ombak". Pada bait ketiga dalam puisi, pikiran pengarang lebih memfokuskan pada dirinya. Ia merasa dirinya benar-benar sendiri. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan untuk memberikan hiburan dalam kesendiriannya itu . Pada kalimat selanjutnya ia menuliskan "Dalam kesendirian itu, ia menyisiir semenanjung semula ia berjalan dengan dipenuhi harap dan kalimat sekali tiba diujung dan sekalian selamat jalan" dari kalimat tersebut saat ia mencapai ujung dan tujuannya, ternyata orang yang diharapkan malah mengucapkan selamat jalan. Maka dari itu pengarang merasa bahwa ia sama sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya kembali. Dari puisi diatas karya Chairil Anwar yang berjudul" Senja di Pelabuhan Kecil", puisi ini menggambarkan perasaan seoarng penyair yang gagak dan merasa sedih dalam percintaan yang dia alami, kemudian ia utarakan dalam bentuk puisi ini. Berdasarkan kehidupan nyata, manusia yang mengalami soal percintaan mungkin pernah mengalami kegagalan. Ketika manusia mengalami kegagalan tersebut, manusua akan kehilangan motivasi untuk menjalani kehidupan yang ia jalani dikarenakan tidak ada yang mendampingi. Kelebihan dan kekurangan pada puisi senja di pelabuhan kecil adalah puisinya bagus terlihat pada pemilihan diksi yang tepat,akan tetapi dalam puisi tersebut juga masih banyak dijumpai kata- kata yang sulit untuk dipahami sehingga membutuhkan kamus untuk mengartikannya dan juga membutuhkan pemahaman yang tinggi untuk mengetahui maksud atau makna dari puisi tersebut. Membutuhkan tingkat pengalaman dan penghayatan agar pembaca dapat mengetahui maksud tersirat dari puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" 1 2 Lihat Puisi Selengkapnya

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memahami Isi Puisi; Dibalik Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil; Contoh Puisi Tentang Sumpah Pemuda 4 Bait; Contoh Puisi Beserta Majas Dan Citraannya; Cara Menulis Puisi Tentang Peristiwa Yang Pernah D Bagaimana Pilihan Kata Yang Ada Di Dalam Puisi Ora Ada 40 Peserta Yang Ikut Lomba Lomba Baca Puisi Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut gerimis mempercepat kelam. Di antara gudang, rumah tua, pada cerita. Demikian pula pada isi puisinya, di dalamnya tak satu pun kata ”sedih” yang diucapkan, tetapi ia mampu mengungkapkan kesedihan yang dirasakannya. Menatap perahu nelayan yang bersandar. Struktur Fisik Dan Batin Puisi Senja Di Pelabuhan Kecil From Contoh soal usbn seni budaya smp Contoh surat permohonan ijazah hilang Contoh soal uts dasar pemrograman bsi semester 1 Contoh surat permohonan dana ke perusahaan Menyinggung muram, desir hari lari berenang. Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karya pelopor angkatan 45 tersebut adalah Dalam kesempatan ini peneliti akan menganalisis sebuah puisi yang berjudul “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar. Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Pesona senja di pelabuhan kecil dalam puisi chairil anwar 18 juni 2020 1520 18 juni 2020 1520 diperbarui Pernahkah kamu duduk di sana. Berpuluh kali saya membaca dan menyimak puisi ini guna mencari letak kekuatan puitiknya, dan saya perbandingkan pula dengan analisis puisi dari banyak orang tentang puisi ini, namun sampai hari ini saya belum juga punya kesimpulan dimana letak kekuatan puitik di pelabuhan kecil ini kali tiada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Dalam kesempatan ini peneliti akan menganalisis sebuah puisi yang berjudul “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar. Puisi senja di pelabuhan kecil puisi lembayung senja salah satu penggalan bait dari ketiga puisi tersebut. Penelitian ini terfokus pada analisis unsur batin. Ini kali tidak ada yang mencari cinta. Itulah struktur fisik puisi senja di pelabuhan kecil yang dapat admin kumpulkan. Source Menatap perahu nelayan yang bersandar. Rindu diriku pada pelabuhan kecil. Mendalami puisi senja di pelabuhan kecil karya chairil anwar. Pengarang menggambarkan gedung, rumah tua, tiang, dan temali, kapal, dan perahu yang tidak bertaut. Dalam kesempatan ini peneliti akan menganalisis sebuah puisi yang berjudul “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar. Source Dalam puisi ”senja di pelabuhan kecil” diatas, terasa bahwa penyair sedang dicengkeram perasaan sedih yang teramat dalam. Puisi “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar, serta untuk meningkatkan pemahaman konsep dari pendekatan mimetik. Obat stroke alami 22 mei 2013 chairil anwar puisi yang berjudul “ senja di pelabuhan kecil” ini ditulis pada tahun 1946 oleh chairil anwar dan dalam sejarah kesusastraan indonesia modern karya ini tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan 45. Explore hashtag senimenulis instagram instagram web download view. Source Pesona senja di pelabuhan kecil dalam puisi chairil anwar 18 juni 2020 1520 18 juni 2020 1520 diperbarui Amanat puisi senja di pelabuhan karya chairil anwar. Ini kali tidak ada yang mencari cinta diantara gudang, rumah tua, pada cerita. Tentunya penelitian ini akan memberikan motivasi kepada pembaca dalam meningkatkan kemampuan menganalisis puisi dan menambah referensi pula untuk para pembaca jika mendapat kesulitan ketika menganalisis. Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karya pelopor angkatan 45 tersebut adalah Source Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Analisis puisi senja di pelabuhan kecil. Puisi berjudul senja di pelabuhan kecil karya chairil anwar karya sastra puisi yang berisikan syair yang menceritakan tentang seorang penyair. Penulis aktif di media massa online. Rindu diriku pada pelabuhan kecil. Source Tetapi pengarang membungkus kataskata dalam puisi tersebut dengan menggunakan bukan arti kata yang pada kata gudang, rumah tua pada cerita, tiang serta temali. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui makna dalam puisi karya chairil anwar serta untuk meningkatkan kemampuan pemahaman penulis terhadap pendekatan mimetik. 18 juni 2020 1526 1161 1 0 laporkan konten Alasan peneliti menganalisis puisi ini ialah ingin lebih mengetahui tentang isi pesan yang tersembunyi di dalam secorak puisi tersebut. Rindu diriku pada pelabuhan kecil. Source Amanat puisi senja di pelabuhan karya chairil anwar. Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karya pelopor angkatan 45 tersebut adalah Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Dalam puisi yang berjudul ”senja di pelabuhan kecil” diatas, terasa bahwa penyair sedang dicengkeram perasaan sedih yang dalam. Puisi berjudul senja di pelabuhan kecil karya chairil anwar karya sastra puisi yang berisikan syair yang menceritakan tentang seorang penyair. Source Puisi senja di pelabuhan kecil puisi lembayung senja salah satu penggalan bait dari ketiga puisi tersebut. Tetapi pengarang membungkus kataskata dalam puisi tersebut dengan menggunakan bukan arti kata yang pada kata gudang, rumah tua pada cerita, tiang serta temali. Puisi “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar, serta untuk meningkatkan pemahaman konsep dari pendekatan mimetik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui makna dalam puisi karya chairil anwar serta untuk meningkatkan kemampuan pemahaman penulis terhadap pendekatan mimetik. Puisi senja di pelabuhan kecil. Source Tersimpan di dalam lubuk hatiku kuharap engkau mengerti tentang arti hadirmu di hatiku karna hadirmulah yang akan selalu ku tunggu dengan segenap jiwaku sebagai tanda kasihku untukmu agar hadirmu kan selalu mengingatku. Rindu diriku pada pelabuhan kecil. Tema yang diangkat dalam puisi ini adalah tentang kemanusiaan lebih spesifik lagi tentang perasaan si penyair kepada. Menyinggung muram, desir hari lari berenang. Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karya pelopor angkatan 45 tersebut adalah Source Itulah struktur fisik puisi senja di pelabuhan kecil yang dapat admin kumpulkan. Analisis puisi senja di pelabuhan kecil. Rindu diriku pada pelabuhan kecil. Obat stroke alami 22 mei 2013 Dalam kesedihan yang amat dalam, penyair ini tetap tegar. Source Tentunya penelitian ini akan memberikan motivasi kepada pembaca dalam meningkatkan kemampuan menganalisis puisi dan menambah referensi pula untuk para pembaca jika mendapat kesulitan ketika menganalisis. Senja di pelabuhan kecil ini kali tiada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Puisi senja di pelabuhan kecil. Hentikan usaha bagi sesuatu yang sudah tidak mungkin lagi diraih apalagi dalam hal percintaan. Puisi “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar, serta untuk meningkatkan pemahaman konsep dari pendekatan mimetik. Source Tema yang diangkat dalam puisi ini adalah tentang kemanusiaan lebih spesifik lagi tentang perasaan si penyair kepada. 104 senja di pelabuhan kecil — 1946 1946? Ini kali tidak ada yang mencari cinta. Berpuluh kali saya membaca dan menyimak puisi ini guna mencari letak kekuatan puitiknya, dan saya perbandingkan pula dengan analisis puisi dari banyak orang tentang puisi ini, namun sampai hari ini saya belum juga punya kesimpulan dimana letak kekuatan puitik dari. Kata konkret dalam puisi senja di pelabuhan kecil. Source 104 senja di pelabuhan kecil — 1946 1946? Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Di antara gudang, rumah tua, pada cerita. Tersimpan di dalam lubuk hatiku kuharap engkau mengerti tentang arti hadirmu di hatiku karna hadirmulah yang akan selalu ku tunggu dengan segenap jiwaku sebagai tanda kasihku untukmu agar hadirmu kan selalu mengingatku. Source Demikian pula pada isi puisinya, di dalamnya tak satu pun kata ”sedih” yang diucapkan, tetapi ia mampu mengungkapkan kesedihan yang dirasakannya. 104 senja di pelabuhan kecil — 1946 1946? Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Dalam kesedihan yang amat dalam, penyair ini tetap tegar. Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Source Penulis tertarik untuk menganalisis puisi “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar, karena puisi tersebut dibentuk dengan tatanan bahasa yang sederhana namun maknanya luas. Menatap perahu nelayan yang bersandar. Itulah struktur fisik puisi senja di pelabuhan kecil yang dapat admin kumpulkan. Penulis tertarik untuk menganalisis puisi “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar, karena puisi tersebut dibentuk dengan tatanan bahasa yang sederhana namun maknanya luas. Puisi “senja di pelabuhan kecil” karya chairil anwar, serta untuk meningkatkan pemahaman konsep dari pendekatan mimetik. Source Puisi senja di pelabuhan kecil. Ini kali tidak ada yang mencari cinta. Di antara gudang, rumah tua, pada cerita. Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karya pelopor angkatan 45 tersebut adalah Tersimpan di dalam lubuk hatiku kuharap engkau mengerti tentang arti hadirmu di hatiku karna hadirmulah yang akan selalu ku tunggu dengan segenap jiwaku sebagai tanda kasihku untukmu agar hadirmu kan selalu mengingatku. Source Puisi berjudul senja di pelabuhan kecil karya chairil anwar karya sastra puisi yang berisikan syair yang menceritakan tentang seorang penyair. Ini kali tidak ada yang mencari cinta. Mendalami puisi senja di pelabuhan kecil karya chairil anwar. 18 juni 2020 1526 1161 1 0 laporkan konten Sekian analisa puisi senja di pelabuhan kecil karya chairil arwar yang bisa bingkisan senja bahas, semoga puisi yang saya posting di atas dapat bermanfaat bagi sahabat semua. Source Di antara gudang, rumah tua, pada cerita. Hal ini berbeda pada puisi “senja di pelabuhan kecil” pengarang menceritakan tentang cintanya yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Kritik sastra puisi senja di pelabuahan kecil. Demikian pula pada isi puisinya, di dalamnya tak satu pun kata ”sedih” yang diucapkan, tetapi ia mampu mengungkapkan kesedihan yang dirasakannya. Berpuluh kali saya membaca dan menyimak puisi ini guna mencari letak kekuatan puitiknya, dan saya perbandingkan pula dengan analisis puisi dari banyak orang tentang puisi ini, namun sampai hari ini saya belum juga punya kesimpulan dimana letak kekuatan puitik dari. Source Rindu diriku pada pelabuhan kecil. Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Dalam puisi ”senja di pelabuhan kecil” diatas, terasa bahwa penyair sedang dicengkeram perasaan sedih yang teramat dalam. Puisi senja di pelabuhan kecil. Ini kali tidak ada yang mencari cinta diantara gudang, rumah tua, pada cerita. This site is an open community for users to do sharing their favorite wallpapers on the internet, all images or pictures in this website are for personal wallpaper use only, it is stricly prohibited to use this wallpaper for commercial purposes, if you are the author and find this image is shared without your permission, please kindly raise a DMCA report to Us. If you find this site convienient, please support us by sharing this posts to your preference social media accounts like Facebook, Instagram and so on or you can also save this blog page with the title puisi senja di pelabuhan kecil by using Ctrl + D for devices a laptop with a Windows operating system or Command + D for laptops with an Apple operating system. If you use a smartphone, you can also use the drawer menu of the browser you are using. Whether it’s a Windows, Mac, iOS or Android operating system, you will still be able to bookmark this website.
Penggunanaan bahasa figuratif atau majas akan membuat puisi lebih prismatis dan memancarkan banyak makna. Puisi Senja di Pelabuhan Kecil tersebut banyak menggunakan majas simile/persamaan. Kata senja disamakan dengan habisnya kisah cinta, gerimis diibaratkan sebagai simbol kesedihan, dsb.
SENJA DI PELABUHAN KECIL – Chairil Anwar Buat Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cinta diantara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap 1946 A. Struktur Batin Puisi Bait 1 pengarang menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Pengarang melukiskan gedung, rumah tua, tiang dan temali, kapal, dan perahu yang tidak bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Pengarang merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya sehingga hatinya mati setelah orang yang dicintainya pergi seperti kapal yang tidak berlaut hidupnya tiada berarti. Bait 2 pengarang memfokuskan perhatian pada suasana pelabuhan dan tidak lagi ke benda-benda di pelabuhan yang beraneka ragam. Di pelabuhan itu turun gerimis yang mempercepat kelam menambah kesedihan pengarang dan ada kelepak elang’ yang menyinggung muram membuat hati pengarang lebih muram.desir hari lari berenang’ kegemingan telah musnah. Suasana di pantai itu suatu saat membuat hati pengarang dipenuhi harapan untuk terhibur, tapi ternyata suasana pantai itu kemudian berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan itu musnah, sebab “dan kini tanah air tidur hilang ombak”. Bait 3 pikiran pengarang lebih dipusatkan pada dirinya dan bukan kepada pantai dan benda-benda sekeliling pantai itu. Dia merasa aku sendiri’. Tidak ada lagi yang diharapkan akan memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya itu. Dalam kesendirian itu, pengarang mengisir semenanjung semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan. Setelah pengarang mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghiburnya itu malah mengucapkan selamat jalan. Pengarang merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan kedukaannya, pengarang merasakan “dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap”. Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu-sedan tangisnya dapat dirasakan. 1. Tema kedukaan yang mendalam karena kegagalan cinta. 2. Nada pengarang menceritakan kegagalan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena lukanya benar-benar sangat dalam. 3. Perasaan pengarang merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian, dan kesendirian itu disebabkan oleh kegagalan cintanya dengan Sri Ayati. Bahkan sedu tangisnya menggumandang sampai ke pantai ke empat karena kegagalan cintanya. 4. Amanat pengarang ingin mengungkapkan kegagalan cintanya yang menyebabkan hatinya sedih dan tercekam. Kegagalan cintanya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh dapat menyebabkan seseorang memahami apa arti kegagalan secara total. B. Struktur Fisik Puisi 1. Diksi pilihan kata Pilihan kata banyak menggunakan kata-kata bernada muram, dipantulkan oleh kata-kata gudang, rumah tua, temali, kelam, laut, tidur, hilang ombak, ujung desir, dll. 2. Majas bahasa kiasan Gaya bahasa yang terdapat pada puisi diatas adalah a. Metafora Pengarang menggunakan bahasa kias untuk memperdalam rasa duka yang dirasakan. Ketidak berdayaan diungkapkan pengarang sebagai sebuah gudang, rumah tua, tiang dan temali’ yang tiada berguna. Harapan pengarang kandas bagai kapal dan perahu yang tidak melaut karena menghempaskan diri di pantai saja. Serta kebekuan hati bagai air dan tanah yang tidur dan tidak bergerak. b. Personifikasi Diungkapkan pengarang melalui “rumah tua pada cerita, ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lagi berenang, dan kini tanah dan air tidur hilang ombak dan sedu penghabisan bisa terdekap”. Lewat kata tersebut pengarang mecoba menghidupkan rumah tua yang seakan mampu bercerita, dan menghidupkan juga kelepak elang yang mampu menyinggung perasaan orang yang sedang muram. Hari pun dikatakan pengarang seakan berlari dan berenang menjauh hingga pengarang bisa memutar balik waktu itu. Pengarang juga berusaha menidurkan tanah air sehingga merasa dalamlah kebekuan hati seseorang yang digambarkan. c. Sinekdot Terlihat pada kata tiang’ yang sebenarnya pengarang mencoba menggambarkan rumah. Kata kapal dan perahu yang berarti pelabuhan. d. Hiperbola Terdapat pada kalimat “dan kini tanah dan air tidur hilang” serta“dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap”. melebih-lebihkan kebekuan hati karena sang gadis itu. 3. Pencitraan “Diantara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut” Pengarang membuat pembaca seolah-olah dapat melihat gudang, rumah tua pada cerita, tiang serta temali, kapal, dan perahu yang tidak berlaut. 4. Tipografi “Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang”. Pengarang menggunakan tipografi puisi konvensional dengan dilengkapi enjambement berupa titik ditengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya. 5. Verifikasi rima, ritma, metrum Rima akhir setiap bait /ta-ta-ut-ut/ abab. Ritma berupa ikatan yang mengikat bait dengan menggunakan keterangan kalimat. Pada bait pertama menggunakan frasa/ini kali/ pada bait kedua menggunakan /gerimis/ pada bait ketiga menggunakan /tiada lagi/. Kata pengikat tersebut memunculkan gelombang irama baru. sumber
makna puisi senja di pelabuhan kecil
Dalampuisi "Senja di Pelabuhan Kecil" diatas, terasa bahwa penyair sedang dicengkeram perasaan sedih yang teramat dalam. Tetapi seperti pada puisi-puisi Chairil Anwar yang lain, kesedihan yang diungkapkan tidak memberikan kesan cengeng atau sentimental. Dalam kesedihan yang amat dalam, penyair ini tetap tegar. Demikian pula pada puisinya Perhatikan kutipan puisi di bawah ini. Senja di Pelabuhan Kecil Buat Sri Ayati Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali. Kapan, perahu tiada berlaut, Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut. Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang Menyinggung muram, desir hari lari berenang Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak Dan kini tanah, air tidur, hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan. Menyisir semenanjung, masih pengap harap Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap. Chairil Anwar, 1946 Suasana yang tergambar dari puisi di atas adalah.…
Abstrak Tujuan dari kajian puisi Sufi Seashell Voice karya Tiel Aisha Ansari di sini adalah untuk mengetahui makna lautan yang dibicarakan dalam puisi tersebut. Hal ini sekaligus untuk mengetahui keunikan penggunaan istilah lautan dalam sebuah puisi Sufi. Penulis menggunakan teori Semiotika Riffaterre untuk menganalisis makna puisi.
Senja di Pelabuhan Kecil”Buat Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap. 1946 Chairil Anwar, 200958 Chairil biasanya orang yang tegar dan selalu optimis dalam segala hal tetapi dalam puisi ini dia merasa pesimis karena cintanya sudah kandas. Sehingga puisi ini seakan-akan menjadi melankolis karena sajaknya berisi tentang ratapan dan kesedihan Chairil dalam memikirkan nasib yang benar-benar sudah tak bisa lagi dirubah. Tetapi emosi Chairil yang menguasai puisi ini menyebabkan sajaknya tidak terlalu terlihat sedih. Hal ini berbeda dengan puisi Chairil yang menunjukkan ketegaran dan kekuatan Chairil Anwar tersebut, seperti yang tergambar dalam puisinya yang berjudul “Aku” ini. Penyair menulis puisi ini karena penyair ingin menunjukkan keindividualan. Chairil membawa semangat lewat puisi tersebut karena pada saat itu orang Indonesia belum ada yang meng-akukan dirinya. Seperti yang tergambar dari bait-bait puisinya sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Pada bait tersebut penyair menyadari peran dalam hidupnya yang mengharuskan adanya tindakan agar tidak terpengaruh oleh orang lain. Hal ini berkaitan dengan baris berikutnya bahwa ia tak mau orang lain mempengaruhi hidupnya. Penyair berpikiran orang lain yang mempengaruhi hidupnya membuat ia kehilangan kemerdekaannya, sehingga ia menunjukkan keindivualitasnya yang berkaitan dengan baris selanjutnya yang berarti ia tidak akan terpengaruh oleh siapapun. Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Pada bait tersebut penyair benar-benar tidak peduli apa pun yang terjadi, karena tidak akan mempengaruhi keinginannya. Penyair memilih untuk menolak pengaruh semangat lingkungan, dan gigih mempertahankan ketunggalannya sebagai persona, serta mempertahankan individualitas, kemudian dengan tegas ia berkata pada baris berikutnya ini membuktikan ia telah memilih dunianya yang otonom. Karena hal itu, ia harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam menjalani eksistensinya, sebab ia akan mendapatkan tantangan-tantangan. Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Selanjutnya pada tersebut menunjukkan perjuangan penyair dalam dunianya sendiri, yang tetap bertahan dengan idiologinya walau berbagai cobaan yang pedih menghampirinya. Karena ia tidak akan mempedulikannya. Ini merupakan prinsip hidup penyair yang selalu ia pertahankan. Dari uraian tersebut, sebagai pembaca hal yang paling bisa kita petik yaitu, semangat penyair dalam mempertahankan prinsip hidupnya. Prinsip hidup itu tidak akan bisa tergantikan oleh apa pun, sehingga tidak bisa dipengaruhi orang lain. Jika kita ingin hidup lebih baik, maka kita perlu menjadi diri sendiri yang tidak ada pengaruh hal lain dari mana pun juga. Hal ini yang perlu kita pertahankan demi kelancaran hidup ini Hal ini berbeda pada puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” pengarang menceritakan tentang cintanya yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Pengarang menggambarkan gedung, rumah tua, tiang, dan temali, kapal, dan perahu yang tidak bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan tentang perasaan sedih dan sepi yang dirasakan pengarang. Penyair atau pengarang merasa bahwa benda-benda di pelabuhan itu membisu kepadanya. Selain itu dalam bait pertama Chairil mencoba menuangkan perasaannya, bagaimana seorang kekasih tidak lagi bersamanya. Si “aku” dalam puisi ini merasakan kesendirian yang memilukan, semenjak ditinggalkan kekasinya. Semuanya memang terlewat, tetapi terlewat tanpa sesuatu yang perlu dikenang. Berikut bait pusinya Bait pertama Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Pada bait kedua dalam Puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” penyair memfokuskan perhatian pada suasana pelabuhan dan penyair tidak lagi menghiraukan benda-benda di pelabuhan yang beraneka ragam. Penyair hanya memperhatikan suasana pelabuhan yang saat itu sedang gerimis hingga menambah kesedihan penyair. Namun, suatu saat penyair berharap suasana di pantai itu akan membuat hati penyair kembali dipenuhi harapan untuk terhibur, tetapi suasana pantai itu kemudian berubah sehingga menyebabkan harapannya musnah. Selain itu alam berjalan seperti biasanya, tetapi si “aku” dalam puisi ini tidak dapat merasakan apa-apa. Hanya kesendirian yang setia bersamanya. Berikut bait puisinya Bait kedua Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Pada bait ketiga dalam Puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” penyair memusatkan pada dirinya sendiri, bukan pada pantai dan benda-benda disekeliling pantai itu. Dia merasa tidak ada lagi yang diharapkan karena tidak ada yang menghiburnya dalam kesedihan dan kesendiriannya. Dalam kesendiriannya, penyair tetap berjalan dengan penuh harapan. Namun sesampainya di tujuan, orang yang diharapkan penyair bisa menghiburnya, justru meninggalkannya. Penyair merasa tidak ada lagi harapan untuk mencapai tujuannya kembali. Sehingga penyair merasa tidak dapat meraih cintanya. Berikut bait puisinya Bait ketiga Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap. Berdasarkan analisis “Puisi Senja di Pelabuhan Kecil” di atas kita dapat memberikan penilaian bahwa puisi tersebut lebih menonjolkan kesendirian yang dirasakan pengarangnya karena dalam ’Puisi Senja di Pelabuhan Kecil”, pengarang ingin melukiskan perasaannya melalui syair yang dibuatnya. Dalam syairnya, pengarang mengungkapkan bahwa kegagalan cinta itu menyebabkan hatinya sedih dan tercekam. Penyair membutuhkan seseorang untuk menghibur dirinya. Namun seseorang yang diharapkan bisa menghiburnya, justru pergi meninggalkannya. Penyair merasa itu semua merupakan sebuah kegagalan. Hal itu menyebabkan seolah-olah penyair kehilangan segala-galanya. Di dalam puisi ini sangat terlihat psikologi penyair yang terguncang, hal itu terlihat ketika pengarang atau penyair berusaha untuk bangkit mencari hiburan dan menginginkan sebuah harapan dengan menyusuri semenanjung. Selain itu, psikologis pengarang juga sangat terlihat dari ungkapan perasaan jiwanya yang sangat sedih dan berharap ada sebuah harapan datang. Penyair berharap ada yang menghiburnya, tetapi harapan itu tiba-tiba hilang bahkan dari kejadian itu terlihat jelas bahwa jiwa penyair terguncang karena kesedihan penyair yang ia dapatkan kembali. Ketika orang mulai berusaha untuk bangkit dari kesedihannya, menandakan ia bisa menguasai dirinya. Namun, ketika penyair sudah berusaha bangkit tetapi sia-sia, hal itu yang bisa menyebabkan dirinya terganggu. Semua bisa terganggu ketika hal yang ia alami tidak sesuai dengan keinginannya dan menyebabkan hal buruk. Apa yang dialami penyair menyebabkan penyair merasa kehilangan segala-galanya. Keadaan seperti inilah yang ditakutkan karena ketika ia merasakan hal seperti ini, rasionalnya tidak bisa bekerja dengan baik. kAj0na.
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/194
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/234
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/249
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/398
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/54
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/522
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/500
  • pbhv0vmpvv.pages.dev/163
  • makna puisi senja di pelabuhan kecil